Kita percaya bahwa seburuk apapun seseorang pasti di dalam hatinya menginginkan surga. Namun perihal nanti saja ah taubatnya, lantas mengabaikan perasaan itu. Sebenarnya kapan 'nanti' itu? Jika nyawa sudah di kerongkongan, apakah masih bisa kita mengucapkan kata nanti?
Jika Allah mengambil nyawa kita detik ini, apakah masih ada kata "nanti" terucap pada lisan kita.
Kalau saja kata nanti bisa mengundurkan waktu. Mungkin setiap hari kita senang menunda banyak hal. Namun, ketetapan Allah itu sudah pasti.
Bisa jadi kita menemui ajal hari ini, esok atau lusa. Bahkan, jika sudah waktunya Allah sendiri yang menentukan detik, menit, jam keberapapun, kita semua tidak tahu.
Lantas, masih bisakah kita bilang?
"Nanti saja ah sholatnya,"
"Nanti saja ah pakai hijabnya,"
"Nanti saja ah baca Alqurannya,"
Masihkah kita sibuk dengan perkara nanti lainnya? Subhanallah, begitu tak tahu diri sekali ya kita sampai-sampai membuat Allah menunggu. Padahal sangat besar kasih sayangnya Allah kepada kita.
Begitu banyak nikmat yang diberi kepada kita. Nikmat dunia yang tidak ada habisnya. Nikmat hidup sampai detik ini, nikmat nafas yang kita hirup setiap hari. Bahkan kelezatan iman yang sebenarnya ada di dalam hati. Namun, perkara "nanti" saja bisa membuat iman kita tertutupi dengan nafsu.
Untukmu saudariku dan teruntuk diriku sendiri. Sudah cukup kita menunda, sudah cukup kita membuat diri kita tersesat. Jika dalam hatimu itu menginginkan taat, kerjakan ketaatan itu.
Jika dalam hatimu itu ungin taubat, laksanakan segera taubat itu. Semoga Allah menuntun selalu jalan kita. Sungguh hanya kepada Allah lah kita kembali dan hanya mendekat kepada Allah lah kebahagiaan itu ada dan nyata.
Saya berdoa selalu untukmu dan untuk kita semua. Agar selalu dalam lindungan Allah dan diberi petunjuk hidayah dari-Nya. Mengapa hidayah itu mahal? Karena sebanyak apapun kita mengumpulkan makhluk di dunia untuk memuliakan kita.
Jika Allah berkehendak untuk menghinakan kita, maka kehinaanlah yang akan kita dapat. Begitupun sebaliknya, sebanyak apapun makhluk di dunia ini menghinakanmu.
Jika Allah mencintaimu akan menyeru kepada makhluk yang dicintainya untuk mencintaimu juga. Maka dari itu, jika dalam hatimu terbesit ingin menjadi lebih baik, lakukan. Jika dalam hatimu berbisik,
"Saya ingin berubah," segera berubahlah.
"Saya ingin berhijab," segera kenakan hijab itu.
"Saya ingin bertaubat," Taubatlah dengan bersungguh-sungguh, jemput hidayah Allah dengan tergesa-gesa dan jangan ditunda.
Dari Anas bin malik dan Abu Hurairah r.a dari Nabi SAW sebagaimana yang diriwayatkan oleh Allah azza wa jalla. Dia berfirman:
"Jika seorang hamba mendekatiku sejengkal, niscaya aku akan mendekatinya sehasta. Jika ia mendatangiku satu hasta, maka aku akan mendatanginya satu depa. Dan jika dia (hambaku) mendatangiku dengan berjalan maka aku akan mendekatinya dengan berlari," (HR. Bukhari)
Ah, rasanya tak pantas diri ini taat karena banyak dosa yang dilakukan, mungkin pikir kita seperti ini. Tapi, ingatlaj dengan hadist Nabi mulia kita diatas.
Bukankah begitu besar kasih sayang Allah kepada kita. Sebanyak apapun dosa yang kita lakukan pasti akan diampuninya. Kita hanya diminta kembali pada Allah. Meminta ampun pada-Nya dengan ber-istighfar yang tulus dari lubuk hati kita yang paling dalam.
Astaghfirullahal 'adziim
Jangan pernah berputus dari ramat Allah SWT. Percaya pada saya, Allah lebih mencintaimu dari semua yang ada di alam semesta ini.
Dialah yang menciptakanmu, memeliharamu, dan menjagamu. Jangan karena kata "nanti" kita mengabaikan cinta dari sang Maha Kuasa. Allah azza wa jalla.
Posting Komentar